
Woman in Chains
You better love loving and you better behave
You better love loving and you better behave
Woman in chains
Woman in chains
Calls her man the great white hope
Says she’s fine, she’ll always cope
Woman in chains
Woman in chains
Well I feel lying and waiting is a poor man’s deal
And I feel hopelessly weighed down by your eyes of steel
It’s a world gone crazy
Keeps woman in chains
Trades her soul as skin and bones
Sells the only thing she owns
Woman in chains
Woman in chains
Men of stone
Men of stone
Well I feel deep in your heart there are wounds time can’t heals
And I feel somebody somewhere is trying to breathe
Well you know what I mean
It’s a world gone crazy
Keeps woman in chains
It’s under my skin but out of my hands
I’ll tear it apart but I won’t understand
I will not accept the greatness of man
It’s a world gone crazy
Keeps woman in chains
So free her
So free her
~~ Sung by: Tears for Fears featuring Oletta Adams
Ketika perempuan masuk dunia kerja, sering mendapat pekerjaan yang paling susah di pabrik atau kantor, dengan upah yang paling rendah, sekaligus terus dibebani dengan kebanyakan tugas rumah tangga seperti memasak, mencuci dan mengasuh anak-anak.
Perempuan menderita pelecehan seksual dan pemerkosaan, sekaligus dalam media massa dari pornografi sampai ke iklan biasa mereka digambarkan sebagai makhluk yang cantik atau sensual saja, sepertinya tidak mempunyai ciri yang lain. Namun ironisnya, jika perempuan berhubungan seks terlalu bebas, pasti dicap “tanpa susila”.
Dorongan bekerja di luar negeri, termasuk di Hong Kong, muncul saat calon tenaga kerja itu mendengar cerita sukses rekan mereka yang pernah bekerja disitu. Dorongan pergi itu semakin kuat saat menghadapi realita bahwa di negerinya, lahan pekerjaan begitu sempit, bahkan hampir tidak ada, dan upah yang diterima pun sangat kecil.
Dalam benak umum barangkali setiap mendengar kata TKW (tenaga kerja wanita Indonesia), yang segera terbayang adalah sosok seorang pekerja kasar dan pembantu rumah tangga. Pekerjaan yang dipandang dengan sebelah mata karena memang bukanlah pekerjaan ideal dalam kehidupan.
Para TKW tidak pernah memandang pekerjaan yang memberikan penghasilan kepada diri dan keluarga sebagai sesuatu yang hina. Mereka memandang kerja itu mulia dan hidup dari buah kerja sendiri, bersandarkan pada dua tangan perempuan yang bekerja keras tanpa menadah belas-kasihan. Kerja membentuk manusia.
Jumlah TKW asal Indonesia yang bekerja di Hong Kong meningkat pesat, mungkin sudah melampaui jumlah TKW asal Filipina. Peningkatan ini membuktikan bahwa jasa yang diberikan TKW Indonesia lebih disukai dibanding TKW dari Filipina atau negara lain. TKW Indonesia mau belajar bahasa Cantonese dan telaten merawat orang tua dan anak-anak. Sementara TKW Filipina, karena merasa mampu berbahasa Inggris, biasanya enggan untuk mempelajari bahasa Cantonese.
Penurunan jumlah TKW Filipina di Hong Kong bisa jadi TKW Filipina memiliki kesadaran sosial dan politik yang cukup tinggi. Sehingga ketika hak-hak mereka dilanggar oleh majikan, mereka akan langsung melawan. Dan hal itu tidak disukai majikan.
Pemilihan TKW Indonesia oleh para majikan di Hong Kong sebenarnya dilandasi alasan upah TKW Indonesia lebih murah jika dibandingkan dengan TKW asal Filipina. Meski standar upah minimum di Hong Kong untuk para TKW sekitar HK$ 3.500, masih banyak TKW Indonesia mau yang menerima upah yang lebih rendah dari upah minimum.
Permainan pemberian upah di bawah standar itu merupakan praktik jamak di Hong Kong, termasuk pemotongan tujuh bulan gaji oleh agen. Cukup banyak TKW yang tidak menerima gaji satu sen pun selama tujuh bulan bekerja akibat ulah agen.
Pemerintah Indonesia dan Filipina mempunyai cara pandang berbeda dalam melihat pekerja migran. Pemerintah Filipina menganggap tenaga kerja merupakan pahlawan devisa, yang senantiasa harus dilindungi oleh negara dan diperjuangkan hak-haknya.
Bahkan, Pemerintah Filipina tidak segan-segan terlibat langsung dalam memperjuangkan hak-hak pekerja migrannya. Sedangkan Pemerintah Indonesia masih melihat kepergian TKI ke luar negeri untuk mengurangi angka pengangguran di Tanah Air.
TKW merupakan bagian dari TKI yang paling banyak mengalami penderitaan...
You better love loving and you better behave
You better love loving and you better behave
Woman in chains
Woman in chains
Calls her man the great white hope
Says she’s fine, she’ll always cope
Woman in chains
Woman in chains
Well I feel lying and waiting is a poor man’s deal
And I feel hopelessly weighed down by your eyes of steel
It’s a world gone crazy
Keeps woman in chains
Trades her soul as skin and bones
Sells the only thing she owns
Woman in chains
Woman in chains
Men of stone
Men of stone
Well I feel deep in your heart there are wounds time can’t heals
And I feel somebody somewhere is trying to breathe
Well you know what I mean
It’s a world gone crazy
Keeps woman in chains
It’s under my skin but out of my hands
I’ll tear it apart but I won’t understand
I will not accept the greatness of man
It’s a world gone crazy
Keeps woman in chains
So free her
So free her
~~ Sung by: Tears for Fears featuring Oletta Adams
Ketika perempuan masuk dunia kerja, sering mendapat pekerjaan yang paling susah di pabrik atau kantor, dengan upah yang paling rendah, sekaligus terus dibebani dengan kebanyakan tugas rumah tangga seperti memasak, mencuci dan mengasuh anak-anak.
Perempuan menderita pelecehan seksual dan pemerkosaan, sekaligus dalam media massa dari pornografi sampai ke iklan biasa mereka digambarkan sebagai makhluk yang cantik atau sensual saja, sepertinya tidak mempunyai ciri yang lain. Namun ironisnya, jika perempuan berhubungan seks terlalu bebas, pasti dicap “tanpa susila”.
Dorongan bekerja di luar negeri, termasuk di Hong Kong, muncul saat calon tenaga kerja itu mendengar cerita sukses rekan mereka yang pernah bekerja disitu. Dorongan pergi itu semakin kuat saat menghadapi realita bahwa di negerinya, lahan pekerjaan begitu sempit, bahkan hampir tidak ada, dan upah yang diterima pun sangat kecil.
Dalam benak umum barangkali setiap mendengar kata TKW (tenaga kerja wanita Indonesia), yang segera terbayang adalah sosok seorang pekerja kasar dan pembantu rumah tangga. Pekerjaan yang dipandang dengan sebelah mata karena memang bukanlah pekerjaan ideal dalam kehidupan.
Para TKW tidak pernah memandang pekerjaan yang memberikan penghasilan kepada diri dan keluarga sebagai sesuatu yang hina. Mereka memandang kerja itu mulia dan hidup dari buah kerja sendiri, bersandarkan pada dua tangan perempuan yang bekerja keras tanpa menadah belas-kasihan. Kerja membentuk manusia.
Jumlah TKW asal Indonesia yang bekerja di Hong Kong meningkat pesat, mungkin sudah melampaui jumlah TKW asal Filipina. Peningkatan ini membuktikan bahwa jasa yang diberikan TKW Indonesia lebih disukai dibanding TKW dari Filipina atau negara lain. TKW Indonesia mau belajar bahasa Cantonese dan telaten merawat orang tua dan anak-anak. Sementara TKW Filipina, karena merasa mampu berbahasa Inggris, biasanya enggan untuk mempelajari bahasa Cantonese.
Penurunan jumlah TKW Filipina di Hong Kong bisa jadi TKW Filipina memiliki kesadaran sosial dan politik yang cukup tinggi. Sehingga ketika hak-hak mereka dilanggar oleh majikan, mereka akan langsung melawan. Dan hal itu tidak disukai majikan.
Pemilihan TKW Indonesia oleh para majikan di Hong Kong sebenarnya dilandasi alasan upah TKW Indonesia lebih murah jika dibandingkan dengan TKW asal Filipina. Meski standar upah minimum di Hong Kong untuk para TKW sekitar HK$ 3.500, masih banyak TKW Indonesia mau yang menerima upah yang lebih rendah dari upah minimum.
Permainan pemberian upah di bawah standar itu merupakan praktik jamak di Hong Kong, termasuk pemotongan tujuh bulan gaji oleh agen. Cukup banyak TKW yang tidak menerima gaji satu sen pun selama tujuh bulan bekerja akibat ulah agen.
Pemerintah Indonesia dan Filipina mempunyai cara pandang berbeda dalam melihat pekerja migran. Pemerintah Filipina menganggap tenaga kerja merupakan pahlawan devisa, yang senantiasa harus dilindungi oleh negara dan diperjuangkan hak-haknya.
Bahkan, Pemerintah Filipina tidak segan-segan terlibat langsung dalam memperjuangkan hak-hak pekerja migrannya. Sedangkan Pemerintah Indonesia masih melihat kepergian TKI ke luar negeri untuk mengurangi angka pengangguran di Tanah Air.
TKW merupakan bagian dari TKI yang paling banyak mengalami penderitaan...
Source: Human Rights Watch, Voice of Human Rights.
No comments:
Post a Comment