Victoria Park terletak di Causeway Bay di sebelah utara Pulau Hong Kong, diapit antara Causeway Bay dan stasiun Mass Transit Railway (MTR) di Tin Hau. Victoria merupakan bagian dari distrik Eastern yang berbatasan dengan distrik Wan Chai.
Taman ini juga dilengkapi fasilitas olah raga, kolam renang, dan arena bermain untuk anak-anak. Bahkan lapangan tennis di taman ini, sering dijadikan ajang pertandingan tingkat internasional. Taman ini dengan mudah dijangkau dari berbagai sudut wilayah dengan bus, tram, dan kereta bawah tanah.
Victoria Park di hari Minggu, menyemut dipadati ribuan wanita. Sejak pukul 08.00 pagi hingga 17.00 sore, Victoria Park menyuguhkan wajah Indonesia. Dan 90% wajah Jawa yang dihiasi rambut pirang terurai. Mode pakaian yang kini, membungkus tubuh, sampai pusar pun diobral.
Ponsel keluaran model baru menjamur ditenteng. Di tempel lekat di kuping, ngobrol sembari jalan. Pulsa seakan diobral murah entah untuk berbincang apa. Gaya wanita Eropa dalam kebebasan makin lengkap. Ditambah asap rokok yang mengepul dari bibir berpoles lipstik. Mereka gayanya, mirip turis. Dan, rasa-rasanya gak salah memang. Victoria Park tempat favorit para turis wanita dialeg Jawa medok. Sedikit menyamarkan, dialek Kanton akan menjadi selingan.
Mau makan nasi, rujak atau gado-gado? Atau haus? Atau habis pulsa? Semua bisa dibeli atau dibikin secara sembunyi-sembunyi. Para wanita pekerja Indonesia benar-benar ingin memanjakan diri setelah enam hari harus memanjakan sang majikan. Makanya mereka puas-puaskan menikmati kebebasan yang cuma sehari ini.
Taman ini juga dilengkapi fasilitas olah raga, kolam renang, dan arena bermain untuk anak-anak. Bahkan lapangan tennis di taman ini, sering dijadikan ajang pertandingan tingkat internasional. Taman ini dengan mudah dijangkau dari berbagai sudut wilayah dengan bus, tram, dan kereta bawah tanah.
Victoria Park di hari Minggu, menyemut dipadati ribuan wanita. Sejak pukul 08.00 pagi hingga 17.00 sore, Victoria Park menyuguhkan wajah Indonesia. Dan 90% wajah Jawa yang dihiasi rambut pirang terurai. Mode pakaian yang kini, membungkus tubuh, sampai pusar pun diobral.
Ponsel keluaran model baru menjamur ditenteng. Di tempel lekat di kuping, ngobrol sembari jalan. Pulsa seakan diobral murah entah untuk berbincang apa. Gaya wanita Eropa dalam kebebasan makin lengkap. Ditambah asap rokok yang mengepul dari bibir berpoles lipstik. Mereka gayanya, mirip turis. Dan, rasa-rasanya gak salah memang. Victoria Park tempat favorit para turis wanita dialeg Jawa medok. Sedikit menyamarkan, dialek Kanton akan menjadi selingan.
Mau makan nasi, rujak atau gado-gado? Atau haus? Atau habis pulsa? Semua bisa dibeli atau dibikin secara sembunyi-sembunyi. Para wanita pekerja Indonesia benar-benar ingin memanjakan diri setelah enam hari harus memanjakan sang majikan. Makanya mereka puas-puaskan menikmati kebebasan yang cuma sehari ini.
Begitulah, Victoria Park, terutama pada hari libur Minggu, de facto adalah bagian dari Indonesia...
No comments:
Post a Comment